Rabu, 18 Maret 2009

Kriteria Teman yang Baik

‘Tukar Kepala’, ini istilah di kalangan pengedar dan pengguna narkoba. Artinya dirinya yang sedang dikejar polisi berusaha ‘mengkambinghitamkan’ orang lain sehingga yang tertankap bukan dirinya, tapi teman yang ingin dijadikan korban.

Anggaplah namanya Mamat. Ia anak yang mudah gaul dan baik di pandangan masyarakat. Ia suka bergaul sama siapa saja. Dan ia tidaklah termasuk pengguna narkoba. Keluarganya pun termasuk keluarga yang baik. Tanpa ia sadari ia berteman dengan seorang pengguna narkoba bahkan mungkin pengedar (anggaplah namanya Mune). Dan katanya ia sedang mencari korban atau ingin “tukar kepala.” Dia melihat si Mamat ini mudah untuk dikorbankan. Beberapa waktu berjalan, pertemanan mereka berdua akrab, dan si Mamat sudah percaya dengan si Mune.

Pada waktu yang sudah diperhitungkan oleh si Mune. Si Mamat diajak pergi berkendaraan motor. Si Mamat di belakang dan si Mune di depan. Dengan sengaja si Mune menjatuhkan bungkus rokoknya tapi si Mamat tak mengetahui kesengajaan si Mune. Si Mune menghentikan motornya dan meminta kepada si Mamat untuk mengambilkan bungkus rokoknya yang jatuh. Tanpa curiga si Mamat turun dan mengambil bungkusan rokok tersebut dan ia diminta sama si Mune agar ia menyimpan di bajunya dulu. Tapi tak beberapa lama polisi datang dan terjadi pemeriksaan. Tertangkaplah si Mamat, karena barang bukti ganja ditemukan pada dirinya. Sedang si Mune bebas karena dianggap dia tidak tahu menahu dan ia tidak mau mengakui bahwa bungkus rokok itu kepunyaannya. Sampai tulisan ini ditulis si Mamat masih meringkuk di polsek dan sedang menunggu proses pengadilan. Ia menjadi korban “tukar kepala.”

Dari kejadian diatas, kita dapat mengambil hikmah bahwa dalam berteman kita harus benar-benar memilih dan selektif, sehingga kita tidak terjebak atau terjerumus pada sesuatu yang tidak kita sangka. Seperti diungkapan : “siapa yang berteman dengan tukang minyak wangi, pasti ia kebagian bau wanginya dan siapa yang berteman dengan tukang las, pasti ia kebagian apinya.”

Ada criteria tertentu dalam mencari teman seperti disampaikan oleh Khalifah keempat Sayidina Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah s.a.w. yang berbunyi :

لاتصحبن الا تقيا مهذبا # عفيفا ذكيا مكرما

“Janganlah Anda bersahabat kecuali kepada orang yang bertakwa, beradab, menjaga diri, pandai dan mulia”

Jadi ada lima criteria yang patut kita jalankan untuk mendapatkan teman. Teman yang membawa kita kepada keridhaan Allah SWT. Yaitu :

1. Takwa. Artinya teman yang kita pilih adalah orang yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Sehingga ia bisa menjadi teladan bagi kita. Bukan teman yang akan menjerumuskan kita ke dalam kenistaan.

2. Beradab. Ini merupakan kelanjutan dari takwa. Siapapun yang bertakwa, insya Allah dia beradab. Orang yang beradab adalah orang yang mengamalkan ilmunya sehingga tampak dalam tingkah lakunya. Di samping itu, orang yang beradab, sopan dalam perbuatan, santun dalam tutur kata, selalu tersenyum bila berjumpa, dan gerak tubuhnya tidak dibuat-buat.

3. Afif. Artinya orang yang hati-hati dalam berbuat, berucap, dan segala tingkah lakunya. Benar-benar menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak diridhoi oleh Allah swt. Dia selalu berfikir masak-masak sebelum melakukan suatu perbuatan. Setiap kali mau berucap, dengan radar hati dan pikiran yang cepat ia menimbang, apakah ucapan saya disenangi Allah dan tidak menyakiti hati saudara saya. Bila akan berbuat sesuatu, dengan radar hati dan pikiran yang cepat ia menimbang apakah perbuatannya diridoi Allah dan orang-orang mu’min. Setiap kali akan memasukkan makanan ke mulutnya dia menimbang dan menanyakan apakah makanan ini halal baginya.

4. Cerdas. Maksudnya, memilih teman jangan yang bodoh dan malas untuk meningkatkan diri. Malas dalam belajar. Senangnya bersantai-santai ria tidak memikirkan dan menggunakan segala potensi yang dimilikinya untuk kemajuan masa depannya.

5. Mulia. Artinya teman yang berilmu dan senang pada ilmu. Karena orang yang mulia adalah orang yang berilmu dan mengamalkannya.

Tapi, tentunya bila kita mencari teman dengan criteria seperti diatas sungguh sulit kita mencarinya apalagi di zaman seperti ini. Seperti pepatah Arab mengungkapkan : “Barang siapa mencari teman tanpa aib, selamanya tidak punya teman.” Kita tidak ingin hidup sendirian dan dengan criteria seperti diatas kita jadi kurang gaul.

Jadi, yang perlu kita perhatikan dalam mencari teman adalah kehati-hatian. Lihat siapa temannya. Karena seseorang dapat kita nilai dari temannya. Artinya dia berteman dengan siapa. Ya kalau dia berteman dengan pemabok, tentunya kita berusaha membatasi diri dan jangan terlalu percaya, walau ia berbuat baik kepada kita. Berhati-hatilah. Salah memilih teman berarti salah arah menuju masa depan.

“Semoga berkah dan bermanfaat.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar