Jumat, 12 Juni 2009

Jadilah Burung yang Sehat

Kebanyakan dari manusia, ya kita-kita ini, sering kali lebih banyak meminta dari orang lain. Dan sedikit sekali yang selalu memberi. Untuk memberi merupakan sesuatu yang sulit, tapi urusan meminta merupakan hal yang mudah. Dan bahkan kita memberi karena ada yang meminta, kalau tidak ada yang meminta kita tidak mau memberi. Seharusnya dalam hidup ini kita selalu berusaha menjadi orang yang memberi dan berusaha tidak meminta. Yang patut kita rendahkan diri kita untuk meminta hanyalah kepada Sang Pencipta yaitu Allah SWT.

Di era ini kebanyakan manusia banyak berharap dan meminta pemberian serta pertolongan orang lain dan tidak meminta serta meminta pertolongan kepada Allah SWT. Sangatlah berkesan dan indah kisah berikut ini semoga menjadi bahan refleksi dan instrofeksi diri kita :

Ada seorang ulama besar bernama Ibrahim ibn Adham. Pada suatu hari saat beliau berada di Mekkah bertemu denga seorang ahli ibadah yang bernama Syaqiq. Syaqiq ini kerjaanya hanya ibadah saja dan tidak bekerja. Saat Ibrahim ibn Adham bertemu dengan Syaqiq, Ibrahim bertanya, "Bagaimana awalnya kau bisa seperti ini?"

Syaqiq menjawab, "Suatu hari aku berjalan di padang sahara. kulihat seekor burung tergolek di atas tanah, sayapnya patah. Dalam hati aku berkata, 'coba lihat dari mana burung ini memperoleh makanan?'"
"Aku duduk dihadapannya, tiba-tiba datang seekor burung dengan belalang di paruhnya. Dalam hati aku berbisik, 'lihat, Zat yang mendatangkan burung sehat ke burung yang patah sayap di luas padang sahara ini, pasti kuasa memberimu rezeki di manapun kamu berada.' Sejak itu kutinggalkan pekerjaanku dan kuhabiskan seluruh waktuku untuk ibadah."

Kemudian Ibrahim berkata, "Hei Syaqiq, kenapa kamu tidak memilih jadi burung yang sehat sehingga kamu bisa memberi makan kepada yang sakit. Bukankah lebih baik menjadi tangan yang di atas dari pada menjadi tangan yang di bawah? Ciri seorang mukmin adalah memilih yang terbaik dalam segala urusannya sehingga ia bisa meraih peringkat terbaik juga."

Syaqiq lalu memegang tangan Ibrahim ibn Adham dan menciumnya seraya berkata, "Kau aalah guruku, wahai Abu Ishaq."

Subhanallah, marilah kita menjadi mukmin yang terbaik dalam segala urusannya. Berusahalah kita menjadi manusia-manusia pemberi bukan manusia-manusia peminta sesama manusia. Di sini bukan berarti kita tidak membutuhkan kepada manusia lainnya, kita tetap membutuhkan manusia lainnya, namun berusahalah menjadi yang terbaik. Dengan usaha dan daya upaya serta do'a kita berharap kepada Allah agar termasuk menjadi mu'min yang terbaik, mukmin yang selalu menolong sesamanya yang selalu mencintai orang-orang miskin dan dhuafa.

Marilah terus berjuang membela Islam. Seandainya sebagian besar umat Islam sebagai umat pemberi (baik bayar zakat, infak dan shadaqah) umat Islam akan menjadi umat terbaik.

Semoga berkah dan bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar