Kamis, 05 Maret 2009

Lalai = "Lahiyatan"

Dengan wajah tertunduk, mata terpejam, napas kutarik lalu kelepas perlahan-lahan, hati tertuju pada Allah, kumohon pertolongan dan petunjukkanya, hatiku mantap lalu kubuka al-Qur’an. Terbukalah, dan tertujulah mataku pada ayat :

IQTAROBA LINNASI HISABUHUM FAHUM FI GHOFLATIN MU’RIDHUN…….. lalu ayat …….. LAHIYATAN QULUBUHUM.

Tercenang hatiku, aku masih sangat lalai, lalai hatiku, kurang khusu’, kurang konsen, tidak istiqomah, masih banyak waktuku yang terlepas begitu saja tanpa bekas yang manfaat bagi diriku, apalagi bagi orang lain.

Kenapa aku lalai, banyak pekerjaan yang tertunda. Lelah saja bawaan diriku, malas menyelimuti diriku, seakan-akan tidak mau bergerak. Yang ada ngantuk dan terlena di bangku depan tv. Kenapa aku hanyut terbawa nafsu “lelah” dan malas. Aku tidak boleh begitu terus.

Aku tahu bahwa waktu sangat berharga.

Aku tahu bahwa mengulur-ulur waktu membawa petaka.

Aku tahu bahwa menonton tv berjam-jam, termasuk perbuatan sia-sia

Aku tahu, aku tidak boleh malas.

Aku tahu, aku tidak boleh menunda pekerjaan.

Aku tahu, bila kutunda pekerjaanku, akan membawaku pada masalah yang lebih besar lagi.

Aku tahu, hidup harus dilakukan dengan kesungguhan.

Aku tahu, aku tidak terlena.

Aku tahu, tidak boleh berbuat maksiat

Aku tahu, akibat yang akan didapat bagi orang yang berbuat maksiat.

Aku tahu, bahwa ALLAH MAHA TAHU

Aku tahu, bahwa ALLAH MAHA MELIHAT

Aku tahu, bahwa ALLAH MAHA MENDENGAR

Aku tahu, bahwa aku harus mengubah diriku.

Aku tahu, bahwa aku harus mengubah pola hidupku.

Aku tahu, bahwa aku harus mantap dalam beribadah.

Aku tahu, aku tahu, aku tahu. Walaupun tidak semuanya aku tahu, tapi aku tahu aku harus memperbaiki diri, memanfaatkan waktu. Aku harus mengamalkan apa yang aku tahu.

Apa yang aku tahu…, bolehlah itu dikatakan sebagai ilmu, walaupun sedikit. Tapi adalah kewajibanku untuk mengamalkan itu ilmu. Aku harus  bergerak mengubah diriku yang digelayuti rasa malas. Malas membuatku lemas, menghilangkan semangat diriku untuk bergerak. Aku harus bergerak. Malas membawaku lemas, lelah saja bawaanya sehingga aku terlena, membawa pikiranku untuk menunda waktu, menunda pekerjaan, besok saja baru dikerjakan atau nanti saja tunggu anak tidur dulu. Anakku belum juga tidur, aku sudah terlena di kursi panjang tau-tahu aku yang terpulas, ketika terjaga kaget, yang ada badan terasa lemas, yang akhirnya aku tidak melakukan apa-apa. Tidur tidak baca do’a, tidak wudhu dulu, badan tidak enak, panas bawaannya, malas, tahu-tahu azan sudah berkumandang, boro-boro tahajud, bahkan shalat subuh saja tidak berjamaah.

Ya Allah yang Maha Pemberi petunjuk kepada hamba-hambanya. Apakah aku akan terus begini, janganlah Engkau jadi akan aku termasuk hamba-hamba-Mu yang lalai. Hilangkanlah rasa malas dalam diriku, gantilah dengan semangat yang menggebu yang tidak mengenal lelah untuk selalu mengabdikan diriku pada-Mu ya…Allah. Ya Allah, Ya Allaaaaah. Bimbinglah hamba-Mu ini yang Allah agar aku bisa mengubah pola hidupku yang kacau ini menjadi hidup yang selalu berada dalam bimbingan-Mu, bila aku salah, Engkau ingatkan aku, bila aku benar, Engkau terus mendorongku dan membimbingku. Sehingga aku tidak terjepak pada perangkap-perangkap setan.

Ya Allah, kuatkanlah hatiku yang lemah ini. Ya Allah, kuatkanlah hatiku yang lemah ini. Yang terlalu mudah terbawa nafsu. Yang terlalu mudah terlena. Yang terlalu gampang menunda waktu. Ya Allah, Engkaulah pemilik diriku, Engkaulah pencipta diriku, Engkaulah yang Maha Tahu apa yang baik bagi diriku, Ya Allah. Dan Hanya Engkaulah yang Maha Tahu apa yang tidak baik bagi diriku.

Ya Allah, jadikanlah diriku termasuk hamba-Mu yang bermanfaat bagi orang lain. Luaskanlah rizkiku, sehingga aku dapat membantu orang lain. Berilah aku ilmu, sehingga aku menjadi sebab bagi orang lain menjadi paham akan agamamu. Ya Allah hanya pada-Mu aku meminta. Karena Engkaulah satu-satunya tempat meminta. Engkaulah pemilik segala. Aku tidak memiliki apa-apa. Semuanya adalah karunia-Mu Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar