Kamis, 05 Maret 2009

Rizki

Tet tot, tet tot, tet tot… bunyi “klakson” tukang roti. Tukang roti ada dihadapan saya dan ibu saya. Ketika itu kami sedang olah raga pagi. Lupa tanggal dan harinya. Eh di belakangnya (tukang roti pertama) ada tukang roti lagi yang lebih sederhana kerena ia mendorong gerobak rotinya. Sedangkan tukang roti yang pertama menggenjot gerobak rotinya sehingga jalannya lebih cepat dibandingkan tukang roti yang kedua. Dan bunyi klaksonnya lebih nyaring dari yang kedua.

Dalam hati saya timbul pernyataan: “Ya tukang roti yang kedua kalah dah, lakunya belakangan. Dari segi jalanya kalah, gerobaknya kalah, klaksonnya kalah juga. Setelah kedua tukang roti itu menjauh dan membelakangi dari kami bebera meter. Eh pembantu gedung yang ada disebelah kiri kami memanggil tukang roti yang ketinggalan (kalah cepat) dari tukang roti yang pertama. Pembantu itu tampaknya hampir putus asa, karena sang tukang roti tidak mendengar panggilannya yang halus dan pelan. Akhirnya saya berteriak membantu memanggilkan tukang roti itu tersebut. Ya akhirnya tukang roti yang kedua itu nengok dan balik badan dan gerobaknya menuju arah panggilan.

Saya dan ibu saya timbul pembicaraan, ternyata rizki itu benar-benar ada yang mengatur, ada yang menentukan asal mau usaha. Kalau menurut akal manusia. Seharusnya yang dapat rizki (dibeli rotinya) dari kedua tukang roti itu tentunya tukang roti pertama bukan  yang kedua, atas dasar, ia jalan duluan, klaksonnya lebih nyaring, lebih cepat, lebih bagus gerobaknya. Tapi yang dibeli rotinya adalah tukang roti yang kedua. Subhanallah, Masya Allah. Segala kekuasaan itu di-“tangan” Allah. Manusia hanya berusaha, Allah yang menentukan.

 

***

 

Hari Ahad kemarin, tanggal 30 Maret 2003, ibu saya dan rombongan FKMT (Forum Komunikasi Majelis Taklim) Rw03 kel.Bangka, mengadakan Rihlah Muharam 1424. 

Rihlah ini adalah acara membahagiakan anak yatim dan janda. Ada dua bis dengan ukuran @ 60 sheet. Tempat yang dituju adalah Green Apple Garden di Cipanas Jawa Barat. Bukan ini inti cerita yang ingin saya tulis. Ini hanya pemanasan saja.

 

Ketika saya duduk di trotoar dimana mobil Baleno ibu saya diparkir, saya lihat hal yang menarik sekali.

Di seberang jalan saya ada tukang rujak be-bek sendirian dan disitu, mobil yang parkir sangat jarang sekali. Sedangkan di samping kiri saya ada dua atau tiga tukang rujak be-bek dan mobil yang parkir di depan mobil saya cukup banyak dan banyak pula orang yang mondar-mandir, kesana kesini dan tampak beberapa orang membeli rujak tersebut. Terlintas di hati saya, “ngapain tukang rujak be-bek itu sendirian di sana, bukannya ia pindah ke sebelah sini. Sebelah sinikan banyak orang”. Apa ada yang beli? Tapi terbetik lagi di hati saya, “Ah rizkikan Allah yang ngatur.”

Eh benar saja, tukang-tukang rujak be-bek yang di samping kiri saya sedang kosong (tak ada pembeli). Tak disangka-sangka mobil berhenti di depan tukang rujak yang ada diseberang saya dan membelinya. Setelah jalan, eh datang lagi mobil dan berhenti lagi di depan tukang rujak yang ada di seberang saya. Dan membelinya untuk dua orang. Kedua orang itu turun dari mobil dan makan disitu.

Subhanallah, Masya Allah!!! Rizki itu, Engkau yang mengaturnya Ya Allah. Tak ada kekuasaan bagi manusia. Yang penting manusia berusaha, Allah-lah yang menentukan.

Saya teringat firman Allah SWT: وما من دابة فى الارض الا على الله رزقها

Arti دابة menurut Bapak Quraisy Shihab, adalah “sesuatu yang bergerak.” Artinya setiap yang bergerak dibumi ini, rizkinya ada dikekuasaan Allah. Dapat pula dikatakan bahwa manusia harus bergerak (baca: berusaha) dalam bentuk apapun yang halal untuk mendapatkan rizki. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar